Garasisejarah - Negara Palestina yang menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 15 November 1988 ini memiliki sebuah kisah menarik di dalamnya. Yang pertama kali mendeklarasikan kemerdekaan negara ini adalah Organisasi Liberasi Palestina (PLO) di Algiers yang saat itu bertindak sebagai government-in-exile, sebutan bagi sebuah kelompok politik yang mengklaim diri mereka sebagai pemerintahan yang legit tapi tidak mampu menggunakan kekuatan mereka dan malah tinggal di negara lain. Daerah yang diklaim sebagai bagian dari negara Palestina ini adalah daerah Tepi barat dan Jalur Gaza, sementara Yerusalem ditentukan sebagai ibu kotanya. Meski begitu, sejak tahun 1967 hampir seluruh daerah yang diklaim oleh Palestina kini diduduki oleh tentara Israel sebagai hasil dari perang Enam Hari yang terjadi pada tanggal 5 hingga 10 Juni di tahun tersebut.
Sejarah berdirinya negara Palestina dimulai sejak periode purwa-Kanaan. Hal ini diperkuat dengan sebuah fosil manusia berumur lebih dari 1,5 juta tahun yang lalu pada era Pleistocene. Penemuan fosil tersebut ditemukan di Ubeidiya yang berjarak 3 km dari selatan Laut Galilee. Fosil ini diperkirakan merupakan bukti pertama tentang migrasi awal dari Homo erectus keluar dari Afrika. Pada tahun 1925 di sebuah goa bernama Goa Zuttiyeh juga ditemukan sisa-sisa makhluk hidup yang kemudian diberi nama “Manusia Palestina”. Di daerah selatan Nazareth, pada sebuah situs paleoanthropologis ditemukan 11 tengkorak Homo sapien yang telah menjadi fosil pada sebuah batu. Fosil yang kemudian setelah diteliti memiliki anatomi manusia modern tersebut ternyata berumur sekitar 90.000 hingga 100.000 tahun, dan banyak dari sisa tulangnya diwarnai menggunakan ochre merah yang biasa digunakan dalam proses penguburan.
Setelah periode purwa-Kanaan berlalu dan melewati dua fase masa perunggu, sejarah berdirinya negara Palestina berlanjut dengan periode Kerajaan Mesir Baru sekitar tahun 1550 hingga 1400 sebelum masehi dimana kota-kota Kanaan kini menjadi bagian dari kerajaan Mesir Baru yang melakukan ekspansi besar-besaran menuju daerah Levant dibawah Ahmose I dan Thutmose I. Seluruh urusan politik, komersil, dan militer yang ada di bagian akhir era ini dicatat oleh beberapa ambassador dan pemimpin proksi Kanaan untuk Mesir pada tahun 379 dengan menggunakan tablet yang dikenal dengan nama Surat-surat Amarna. Pada masa pemerintahan pertama dari pharaoh Seti I, beliau menjalankan sebuah misi untuk mengordinasi ulang Kanaan yang kini menjadi dalam aturan mesir hingga daerah Sabuk Shean dan memasang beberapa pemerintahan boneka untuk mengatur daerah tersebut. Pada tahun 1178 sebelum masehi, Ramesses III mengibarkan bendera perang melawan Sea People yang diberi nama Perang Djahy (Kanaan), dimana perang ini menjadi awal dari hilangnya kekuatan Kerajaan Baru Mesir di Levant, dan di saat yang sama merupakan runtuhnya era Perunggu.
Sejarah berdirinya negara Palestina kembali berlanjut menuju era Kerajaan Hellenik dengan penundukannya pada tahun 330 sebelum masehi oleh Alexander Agung setelah sebelumnya berhasil bertahan melalui periode independen Israelite, Philistine, dan Canaanite, periode di bawah pemerintahan kerajaan Neo-Syria dan Neo-Babilon, dan kerajaan Persia (Achaemenid). Pada tahun 323 hingga 301 sebelum masehi, tanah Palestina berulang kali diperintah oleh orang yang berbeda akibat perang Diadochi. Adapula pemimpin-pemimpin yang tertulis dalam sejarah berdirinya negara Palestina di masa itu termasuk Laomedon, Ptolemy I Soter, dan Antigonus I Monophthalmus. Pada tahun 321 sebelum masehi, Ptolemy I Soter membunuh anak dari Antigonus I dalam Perang Gaza, yaitu Demetrius I. Banyaknya angka perang yang terjadi pada era ini membuatah lanskapnya berubah-ubah dalam waktu yang ekstrim dengan perpindahan kekuatan yang sangat cepat terjadi. Hal lainnya yang terjadi adalah mulai banyak kota-kota berbenteng yang dibangun dengan alasan untuk menghalau pasukan musuh.
Negara Palestina di Era Modern
Era kerajaan Romawi yang mencatatkan bagian lain dalam sejarah berdirinya negara Palestina berlangsung selama 3 periode yaitu Romawi Iudea pada tahun 63 sebelum masehi yang kemudian dilanjutkan oleh periode Romawi Syria Palestina pada tahun 132 sebelum masehi, dan berakhir di sekitar tahun 630-an karena kekalahan pasukan Romawi dalam beberapa perang besar. Kekalahan pasukan Romawi juga membuka gerbang bagi masuknya kekhalifahan Muslim yang dipimpin oleh Rashidun dan Umayyad hingga tahun 968 sebelum akhirnya Kekhalifahan Fatimid menyerang. Kekhalifahan Fatimid hanya mampu bertahan hingga tahun 1054 dan mulai runtuh karena serangan dari para crusader saat Perang Salib.
Sejarah berdirinya negara Palestina moderen dimulai dari tahun 1516 ketika Ottoman Turki menduduki Palestina dan Istanbul ditunjuk sebagai pemerintah lokalnya. Kekuasaan akan Palestina terancam ketika Napoleon memulai perang di tahun 7 Maret hingga Juli tahun 1799. Penyerangan ini gagal dan berakhir saat Napoleon dibunuh oleh adiknya yang bekerja sama dengan Ottoman. Pada tanggal 10 Mei 1832, daerah Syria Ottoman dikuasai oleh ekspansionis Mesir di bawah pimpinan Muhammad Ali dalam perang Mesir-Ottoman di tahun 1831, meski begitu pihak Ottoman kembali melawan dan baru kalah ketika mereka bergabung dengan Kekaisaran Jerman dalam Perang Dunia I.
Dimulai dari sekitar tahun 2000-an, pihak Palestina yang daerahnya mulai diklaim oleh Israel mulai memberontak dan serangan pertama mereka dikenal sebagai Al-Aqsa Intifada. Pada tahun 2002, sebuah resolusi untuk pengakhiran konflik Israel-Palestina diajukan oleh Amerika, Uni Eropa, Rusia, dan PBB. Pada tahun 2004 juga George W. Bush meminta bahwa sebuah negara Palestina bisa hidup berdampingan dengan Israel. Pada tahun 2005, pasukan milisi Palestina mulai menembakkan roket Qassam ke arah Israel. Perang yang tak kunjung henti antara Palestina dan Israel ini menjadi bagian kelam dalam sejarah berdirinya negara Palestina.
SUMBER : WWW.GARASIGAMING.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar